Ujungpensil.com, Pangkalpinang – Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) cabang Pangkalpinang, kini menambah warga baru tingkat I nya. Pengesahan warga baru tersebut berlangsung di ruang OR gedung Walikota Pangkalpinang pada Sabtu malam. (13/7).
Pengesahan dilakukan langsung oleh dewan pengesah yang mendapat surat tugas dari majelis luhur PSHT Pusat, yang terdiri 6 pendekar, Yakni: Kangmas Kombes Gatot Yulianto, Kangmas Datuk Muryanto, Kangmas Agustinus, Kangmas Anto, Kangmas Darto dan Kangmas Jam’an.
Dikatakan ketua panitia, Romadhona Setyawan, warga baru berjumlah 42 orang. Terdiri 8 orang perempuan dan 34 laki-laki. PSHT berdiri sejak tahin 1922 dan sudah berusia 102 tahun, bertujuan mendidik manusia berbudi luhur tau benar dan salah, serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Romadhona berpesan agar selaku warga baru mempunyai tugas dan
kewajiban, seperti beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa serta berbakti kepada orang tua dan gurunya. Mengembangkan dan mangamalkan ajaran PSHT dimanapun berada. Menjaga kebaikan nama persaudaraan setia hati terate pada umumnya. Berdiri diatas garis keadilan dan kebenaran.
“Kekal dalam persaudaraan dengan semangat tolong menolong dan saling
menguatkan antar sesama warga PSHT dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mari kita jadikan “syuran” ini sebagai bulan amal, bulan berbagi manfaat dan bulan musyarah untuk meningkatkan kualitas dan memperkuat ikatan,” katanya.
Sementara itu ketua cabang PSHT, Pangkalpinang, Muryanto, dalam sambutanya mengisahkan singkat sejarah PSHT dalam tradisi “syuran” untuk pengesahan warga baru PSHT ini merupakan bagian dari tradisi yang diwariskan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo.
“Ketika Beliau mendapat amanah sebagai Raja Mataram pada tahun 1613 – 1645
Masehi. Beliau mengembangkan kegiatan “syuran” sebagai media mempersatukan
berbagai kelompok masyarakat melalui musyawarah agar bisa “guyub rukun” untuk
meraih kehidupan bersama yang lebih baik,” katanya
Kata “suro” atau “syuran” berasal dari Al Qur”an surat 42 Asy-Syura yang berarti
musyawarah. Pada ayat 21 dan 22 surat Asy-Syura tersebut mengingatkan kita
bahwa bahwa “kamu akan melihat orang-orang zalim itu sangat ketakutan
karena (kejahatan-kejahatan) yang telah mereka lakukan, dan (azab) menimpa
mereka. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan (berada) di
dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki
disisi Tuhan. Yang demikian itu adalah karunia yang besar. Itulah (karunia) yang
diberitahukan Allah untuk menggembirakan hamba-hamba Nya yang beriman dan mengerjakan kebajikan”.
“Dengan penuh kesadaran tradisi “syuran” tersebut terus kita pertahankan sebagai
media silaturahmi, bermusyawarah, saling mengingatkan, sehingga kita senantiasa
bisa lebih “guyub rukun” dalam mengerjakan kebajikan dan menghindari kejahatan agar kita semua mendapatkan karunia Allah yang menggembirakan, sebagaimana amanah yang terkandung dalam surat Asy-Syura tersebut,” pedanya.
Perlu kita ingat kembali perjuangan Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang kita akui sebagai
perintis PSHT sejak tahun 1922. Beliau telah diakui oleh negara sebagai “pahlawan
perintis kemerdekaan Bangsa Indonesia”.
Beliau mengajarkan Pencak Silat kepada
para muridnya untuk ikut bejuang melawan ketidak-adilan yang dilakukan oleh para
penjajah. Perjuangan beliau bersama para pejuang lainya adalah untuk mewujudkan cita-cita para pejuang kemerdekaan yaitu agar bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
“Perjuangan Beliau, baru sampai pada tahap mengantarkan bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang merdeka. Oleh karena itu menjadi tugas bagi kita semua
sebagai generasi penerus dan pengikut ajaran eyang Hardjo Oetomo, mempunyai
kewajiban untuk melanjutkan perjuangan beliau. Dalam melanjutkan perjuangan
Eyang Hardjo Oetomo,” pesanya. (Putra).